Apresiasi Tak Henti bagi Pengabdian  Tugas sebagai Kepala SKB

Apresiasi Tak Henti bagi Pengabdian Tugas sebagai Kepala SKB

R. Muktiono Waspodo Aug 12, 2024 19:00 49
Apresiasi Tak Henti bagi Pengabdian  Tugas sebagai Kepala SKB

KEMANDIRIAN BERKARYA KEPALA SLB 

Apresiasi yang tak henti bagi Pengabdiannya sebagai Kepala SKB

(Muktiono Waspodo, Widyaprada Ahli Utama)

 

Tema; Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2023 yakni  Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar. Hal ini membawa implikasi untuk semangat kebersamaan dengan terus belajar, berkarya, dan berbagi inspirasi kepada guru dan tenaga kependidikan  se-Indonesia. Tentunya juga diharapkan akan dapat  menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik demi kemajuan pendidikan Indonesia. Jika dicermati makna yang terkandung dari tema ini  memberikan kekuatan dan solidaritas kepada rekan Guru dan Tenaga Kependidikan untuk terus bergerak dan ciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan peserta didik.

Dalam hal ini, Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan (Direktorat KSPSTK) memberikan apresiasi kepada Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan dan Tenaga Kependidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar dalam mendukung kebijakan Merdeka Belajar. Kegiatan ini  diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi bagi KSPSTK dalam pengabdian dedikasinya dan karya inovatif yang dilakukan selama ini. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai momentum mereka untuk menyajikan karya inovatifnya yang bersifat best practice diharapkan akan menjadi referensi bagi rekan profesinya. Kebijakan Kemdikbudristek saat ini mendorong upaya kolaborasi semua pihak sehingga akan menjadi daya dorong yang kuat untuk mencapai mutu pendidikan.

Alhamdulilah, saya dapat diberikan peran dalam melaksanakan  tugas sebagai salah satu Tim Juri/Penilai untuk Kepala Sekolah pada SLB dengan kategori Inovatif. Sejak awal melakukan aktivitas ini diniatkan untuk obyektif dalam menilai produk karya dan menilai presentasi, dan wawancara kepada seluruh Peserta.

Tak kuasa terharu mencermati satu per satu karya yang dihasilkan baik berupa dokumen, produk video, presentasi serta wawancara dari Kepala Sekolah yang mengikuti kegiatan   Apresiasi Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB). Mereka menyampaikan karya yang dicapai sebagai wujud dari pengakuannya telah melaksanakan suatu inovasi. Mereka yang tampil merupakan juara pertama dari Propinsi masing-masing.  Tidak sedikit dari yang tampil menceritakan keseharian bekerja sebagai Kepala Sekolah Luar Biasa. Ragamnya tantangan yang dihadapi memberikan kesan bahwa menjadi kepala sekolah luar biasa membutuhkan energi ekstra dan setiap aktivitasnya dengan pendekatan yang holistik yang humanis. Tidak mungkin dapat bertahan mengabdi sebagai Kepala SLB jika tidak dibekali dengan rasa keikhlasan dalam pengabdiannya. Setiap waktunya kepala SLB harus memastikan rasa aman dan nyaman bagi guru dan siswanya. Pembimbingan dan pendampingan khusus kepada siswa berkebutuhan khusus menjadi perhatian kepala SLB. Bahkan terkadang harus siap untuk menjadi guru pengganti saat tidak hadirnya guru yang bertugas. Karena pada umumnya SLB memiliki keterbatasan dari jumlah guru dalam melayani siswanya.

Ikhlas dengan pengabdian kepala sekolah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Bagaimana tidak, karena setiap aktivitas harus diawali dengan kesiapan mental dan fisik yang kuat dalam memberikan supervisi kepada guru di SLB. Niscaya keikhlasan akan berbuah manis, meski diawali tantangan yang silih berganti dihadapi, tetapnya pada pengabdian yang sejati sebagai Kepala Sekolah, ujar Muktiono Waspodo pada sesi penguatan yang disampaikan setelah penilaian presentasi berakhir.

Kemandirian berkarya bagi Kepala Sekolah menjadi salah satu faktor penting terwujudkan karya yang inovatif. Kemandirian berkarya menunjukan  suatu sikap yang memungkinkan kepala sekolah untuk berbuat merdeka berpikir, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk dalam mengemban tugasnya, mengejar prestasi/karya. Pada umumnya Kepala Sekolah yang memngikuti apresiasi ini memiliki kemandirian berkarya dengan  penuh ketekunan, kreatif dan penuh inisiatif. Kemandirian berkarya  mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Dapat terlihat pada 3 karya yang ada dibawah ini sebagai suatu wujud dari kemandirian berkaryanya;

Andi Hamjan S.Pd.,M.M.,M.Pd. Kepala SLB Negeri 1 Pembina Makassar, pada presentasinya mengangkat tema Pengembangan Komunitas Belajar di SLB Peranan komunitas belajar diharapkan dapat : 1). Memfasilitasi belajar bersama tentu kurikulum merdeka. 2). Memfasilitasi diskusi pemecahan masalah sekaligus berbagi praktik baik kurikulum merdeka, 3). Memfasilitasi kolaborasi pengembangan perangkat ajar berbasis kurikulum merdeka, 4). Memfasilitasi refleksi pembelajaran rekan sejawat. Berdasarkan dari itu maka kehadiran komunitas belajar (Kombel) di SLB Negeri 1 Makassar dapat menjadi wadah menyelesaikan berbagai masalah yang dialami oleh tenaga pendidik khususnya masalah implementasi kurikulum merdeka, demikian harapan yang disampaikan Andi Hamjan.

Adella Veranti, MPd, Kepala SLB 3 Kota Bengkulu, Jalan Nakau Air Sebakul Rt 31 RW 04 Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu mempresentasikan karyanya dengan judul Perubahan Pembaruan Pembelajaran dan Kegiatan (P3K) di SLBN 3 Kota Bengkulu. Adella mengemukakan bahwa karyanya didukung oleh banyak mulai dari guru, komite, orangtua, stakeholder, sampai para ahli profesional. Kejadian di masa pandemi membuka mata Adella sebagai manajer sekolah bahwa perubahan pembelajaran bisa berubah kapan saja dan jika guru tetap mengajar dengan metode tradisional, maka jurang leaning loss yang terjadi pada peserta didik semakin besar. P3K adalah pertolongan pertama yang harus dilakukan agar kecelakaan yang ada dalam pendidikan bisa diatasi dengan cepat dan tepat. Jika dicermati apa yang dilakukan oeh Adella sebagai kepala SLB 3 merupakan salah satu bentuk ikhtiarnya dalam kerangka kebijakan pemulihan pembelajaran.

Neneng Fitri Ekasari, M.Pd, Kepala SLB Cahaya Gemilang Pertiwi (CGP), Ds. Kertasari Kab. Cianjur, mengajukan karyanya merancang Manajemen Berbasis Target (MBT) untuk Mewujudkan Sekolah Prestatif dalam implementasi kurikulum merdeka. Kondisi SLB CGP, Cianjur pun sulit menemukan guru, guru yang mengajar berganti-ganti, dan guru yang ada hampir semua berlatar belakang bukan dari Pendidikan khusus/Pendidikan Luar Biasa (PLB). Hal ini mungkin saja diakibatkan lokasi SLB CGP yang jauh dari pusat kota, menyebabkan transportasi menjadi mahal. Kondisi tersebut semakin memperburuk keadaan, akibatnya SLB Cahaya Gemilang Pertiwi miskin akan prestasi dan tidak diperhitungkan keberadaannya.

Manajemen Berbasis Target adalah manajemen yang merupakan acuan untuk melaksanakan perubahan dengan menghindari kerugian secara waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya. MBT dirancang dengan diawali dengan merevisi Visi Sekolah menjadi CAKeP ( Cerdas Akhlak Mulia, Kreatif, dan Produktif). Sasaran Visi CAKeP tidak hanya ditujukan pada peserta didik, akan tetapi bagi guru, kepala sekolah, dan sekolahnya itu sendiri.

Setelah 3 (tiga) tahun melaksanakan Manajemen Berbasis Target, Neneng menyampaikan  beberapa hasil/perubahan yang cukup signifikan, yaitu: 1) Berkurangnya pandangan negatif dari masyarakat sekitar; 2) Meningkatnya kolaborasi sekolah dan orangtua dalam melaksanakan program-program sekolah; 3) Guru-guru mampu bertahan mengajar dan berprestasi di SLB Cahaya Gemilang Pertiwi; dan 4) Semakin banyak raihan prestasi yang diperoleh SLB Cahaya Gemilang Pertiwi baik prestasi peserta didik, guru, maupun kepala sekolah.

 Meskipun sekolah luar biasa selama ini dianggap sebagai sekolah dengan berbsagai keterbatasan sumber daya,  dan memiliki metode belajar yang tertinggal dibanding sekolah umum, sekolah luar biasa mengajarkan anak mengenai berbagai keterampilan dan kemampuan dasar agar dapat mengikuti kurikulum pendidikan di sekolah umum.

Dengan berpegang teguh pada prinsip integritas dan  komitmen mutu, maka kepala sekolah juga menjadi agen transformasi penguatan SDM Indonesia untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Sesuai Pedoman Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2023,  Sebagaiman telah diketahui tujuan pelaksanaan program Apresiasi GTK Tahun 2023 sebagai berikut (1) Memilih dan menetapkan GTK inovatif, dedikatif, dan inspiratif dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka; (2) Memberikan apresiasi kepada GTK atas praktik baik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka; (3) Memperoleh praktik baik pembelajaran, kepemimpinan pembelajaran, pendampingan, pelaksanaan administrasi sekolah, penatalaksanaan laboratorium, pengelolaan perpustakaan sekolah, pengelolaan satuan PAUD, dan pengimbasan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Kegiatan pemberian apresiasi bagi kepala sekolah yang telah melakukan inovasi, menunjukan dedikasinya dalam bekerja, diharapkan akan menginspirasi kepala sekolah  untuk senantiasa menumbuhkan kemandirian berkarya bagi Kepala Sekolah SLB di seluruh Indonesia. Di tengah perkembangan dunia yang sangat cepat, guru dan tenaga kependidikan diharapkan berperan lebih besar dari sekedar mengajar dan mengelola pendidikan. Mereka juga bertanggung jawab dalam mengimplementasikan Merdeka Belajar dengan sukses, dan menginternalisasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila untuk membentuk karakter bangsa Indonesia di masa depan. Mengingat posisi dan peran strategis guru dan tenaga kependidikan, Pemerintah berkewajiban memberikan apresiasi terhadap praktik baik dalam pelaksanaan Merdeka Belajar yang difokuskan pada pembelajaran yang berdiferensiasi dan berpusat pada peserta didik. 

Kegiatan memberikan apresiasi kepada GTK yang telah berhasil membuat inovasi dalam pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar khususnya implementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing. Apresiasi tersebut diberikan pada Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2023. Pemerintah diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kemandirian berkarya  kepala sekolah dalam mengemban perannya sebagai kepemimpinan  pembelajar. Sejatinya apresiasi untuk Kepala Sekolah diterima dengan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dari guru, siswa dan komunitas belajar di sekolahnya.

Dari dialog dengan para peserta, mereka merasakan ajang pertemuan nasional apresiasi kepada kepala sekolah sebagai salah satu kegiatan  penting dan strategis. Menarik mendengar apa yang disampaikan mereka bahwa tak menyangka  akan sampai di Jakarta untuk mempresentasi hasil karya inovasinya. Mereka juga sampaikan berprestasi di tingkat Propinsi saja sudah sangat menggembira. Kegiatan apresiasi ini memberikan motivasi bagi  mereka  untuk menumbuhkan kemandirian berkarya. Kegiatan  apresiasi ini membuktikan  bagi kami bahwa Pemerintah senantiasa menaruh perhatian dan mengapresiasi smeua aktivitas yang telah dilakukan  kepala sekolah.

Bukanlah hal yang mudah bagi mereka dalam menghasilkan karya inovasi. Mereka juga memahami bahwa karya yang dilakukan tidak lebih  dari apa yang dilakukan selama ini. Tidak sedikit dari kepala sekolah menyampakan bahwa karyanya masih perlu diperbaiki dan juga perlu diberikan pengayaan yang lebih komprehensif. Hal ini yang mengharukan bagui kami sebagai tim juri/penilai semangat dan daya juang yang tinggi dari semua peserta memberikan suasana yang kondusif dalam mencapai prestasinya.

Setelah mengikuti rangkaian apresiasi ini, maka perlu bagaimana agar semangat untuk kemandiran berkarya tetap ada di setiap kepala.sekolah. Jadikan setiap waktu pengabdianya memberikan manfaat bagi kepala sekolah dan siswa di sekolahnya. Karena SLB sangat membutuhkan kehadiran kepala sekolah yang bukan seperti biasa-biasa saja. Kepala Sekolah yang bertugas di SLB adalah Kepala Sekolah yang juga luar biasa, mulai dari keminatan yang luar biasa pada anak berkebutuhan khusus, kepemimpinan pembelajaran yang membutuhan pendekatan holistik bagi siswa berkebutuhan khusus. Keniscayaan bagi mereka sebagai  pioner bagi sekolahnya. Akhir yang tersampaikan dari rangkaian sesi penilaian, semua peserta yang telah menyampaikan hasil karyanya, sebagai bagian dari pengalaman yang terindah bagi semua peserta dan tercatat.

Tim penilai pun ikut berpesan kepada para peserta Kepala  SLB agar tetap semangat dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa berkebutuhan khusus Selanjutnya tetap berkarya dan berinovasi untuk memberikan pendidikan layak buat mereka karena bagaimanapun mereka adalah  amanah Allah, sehingga kita harus ikhlas mendidik mereka karena keikhlasan itu insyaallah akan suatu karya akan bermanfaat